Pemerintahan | Akses dan Infrastruktur

Internet Satelit sebagai Solusi Pemerataan Akses Internet di Indonesia

Syaiful Adala / Amelinda Pandu 31 Jul 2022. 4 min.

Internet saat ini telah menjadi kebutuhan primer dan memiliki peran vital di berbagai sektor kehidupan manusia. Sayangnya, akses dan infrastruktur yang ada saat ini masih belum optimal, terutama daerah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal). Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam menyediakan pemerataan akses internet karena kondisi dan luasnya geografis Indonesia.

Pemerintah telah berupaya mewujudkan pemerataan jaringan internet dengan proyek Palapa Ring, yaitu pembangunan konstruksi kabel optik bawah laut untuk menghubungkan 440 kota di beberapa pulau besar Indonesia dengan panjang 35.280 kilometer. Namun, dikarenakan posisi Indonesia yang berada tepat di atas ring of fire, besar kemungkinan mendapat gangguan dari gunung api bawah laut.[1]

Gambar 1. Proyek Palapa Ring, pembangunan kabel optik internet bawah laut (kominfo.go.id)

Selain Palapa Ring, pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) juga akan membangun 9.113 base transceiver station (BTS) di desa dan daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) juga akan dilakukan. Pemerintah juga menargetkan pembangunan 3.345 BTS yang berada di daerah komersial atau non-3T. Pembangunan BTS ini bertujuan untuk pemerataan internet 4G namun diperkirakan baru akan selesai pada 2024.[2]

Untuk mendorong pemerataan akses, pemerintah juga gencar membangun kerja sama dengan swasta. Beberapa waktu lalu, Pemerintah Indonesia menyepakati kerja sama dengan penyedia layanan internet satelit milik Elon Musk, Starlink. Kominfo menyampaikan bahwa layanan Starlink bukan ditujukan untuk pelanggan retail, melainkan untuk jaringan khusus tertutup dan belum dapat dinikmati oleh masyarakat secara umum.[3] Namun Jika ditinjau lebih dalam, internet satelit memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh penyedia layanan internet lain sehingga dapat menjadi salah satu solusi untuk menjembatani kesenjangan akses internet di Indonesia.

Layanan internet satelit Starlink diklaim dapat mencapai kecepatan hingga 50-150 Mbps untuk pemakaian individu di berbagai negara, jauh lebih cepat daripada teknologi satelit sebelumnya.

Starlink dan Potensi Solusi Pemerataan Akses Internet

Salah satu perbedaan mencolok dari internet satelit dengan internet lain yaitu, internet satelit dapat menyediakan akses internet dari mana saja karena menggunakan satelit yang mengorbit pada Bumi sekalipun di daerah terpencil. Berbeda dengan layanan internet nirkabel lain yang memiliki batas jangkauan tergantung dari jauhnya menara pemancar.[4] Layanan internet satelit sebenarnya sudah tersedia sejak lama, namun kurang populer karena kecepatannya yang rendah, latensi yang tinggi, dan mahal biaya operasionalnya. 

Starlink dikembangkan dengan tujuan untuk menjawab persoalan-persoalan yang selama ini dipermasalahkan dari internet satelit. Dengan teknologi terbaru yang dikembangkan, layanan internet satelit Starlink diklaim dapat mencapai kecepatan hingga 50-150 Mbps untuk pemakaian individu di berbagai negara.[5] Jauh lebih cepat daripada teknologi satelit sebelumnya.

Tercatat bahwa satelit Starlink telah mampu menyediakan jaringan internet dengan kecepatan download yang tinggi di berbagai negara.[6] Hal ini dikarenakan satelit berada tepat di atas 300 mil di atas bumi, sementara satelit tradisional lainnya berada 22 ribu mil di atas bumi. Jarak yang semakin dekat dengan bumi menyebabkan kecilnya latensi yang diterima. Saat ini, perbandingan latensi koneksi internet fiber sekitar 17 ms dan internet kabel (25-30 ms). Bahkan, Starlink saat ini tengah berupaya mengoptimalkan latensi internetnya di bawah 20 ms.[7]

Menurut Jose Rosario, Direktur Penelitian Northern Sky Research menjelaskan bahwa infrastruktur untuk internet satelit perlu dikembangkan selain dengan jaringan seluler darat dan kabel optik bawah laut untuk pemerataan akses internet untuk negara dengan kondisi geografis seperti Indonesia.[8] Munculnya inovasi baru seperti Starlink membuat pemanfaatan internet satelit untuk pemerataan akses internet, khususnya di daerah 3T, menjadi suatu hal yang semakin dimungkinkan.

Dampak perkembangan internet yang begitu cepat, bahkan sudah memasuki generasi kelima atau 5G, membuat Indonesia harus segera mengejar ketertinggalan infrastruktur agar akses internet dapat dinikmati secara luas dan merata. Salah satu kunci mewujudkan akselerasi transformasi digital di Indonesia yaitu dengan Internet yang cepat, terjangkau, dan aman dengan harapan dapat membantu percepatan digitalisasi di berbagai sektor. 

Referensi

[1] Dina, S. (2017, December 27). Pemerintah Ungkap Tantangan Pembangunan Infrastruktur Internet. Retrieved from https://www.kominfo.go.id/content/detail/12182/pemerintah-ungkap-tantangan-pembangunan-infrastruktur-internet/0/sorotan_media  

[2] Haryanto, A. T. (n.d.). Kominfo Bangun 4.200 BTS Demi Desa Teraliri internet di 2021. detikinet. Retrieved from https://inet.detik.com/law-and-policy/d-5309465/kominfo-bangun-4200-bts-demi-desa-teraliri-internet-di-2021

[3] Layanan Satelit Starlink elon musk dapat Izin Beroperasi di Indonesia. CNN Indonesia. (2022, June 10). Retrieved from https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20220610190807-213-807548/layanan-satelit-Starlink-elon-musk-dapat-izin-beroperasi-di-indonesia

[4] Fixed wireless internet vs. satellite internet: What are the differences. Upward Broadband. (2022, May 26). Retrieved from https://www.upwardbroadband.com/fixed-wireless-internet-vs-satellite-internet-what-are-the-differences/ 

[5] Haryanto, A. T. (2022, July 8). Perbandingan Kecepatan internet Starlink milik Elon Musk di dunia. detikinet. Retrieved from https://inet.detik.com/telecommunication/d-6168319/perbandingan-kecepatan-internet-Starlink-milik-elon-musk-di-dunia 

[6] Burhan, F. A. (2022, May 20). Mengenal Starlink, Layanan Internet Super cepat besutan elon musk. Katadata. Retrieved from https://katadata.co.id/yuliawati/digital/62877e58e66a6/mengenal-Starlink-layanan-internet-super-cepat-besutan-elon-musk 

[7] Nurhadi. (2022, January 15). Simak, ini Perbedaan internet Starlink Dengan internet fiber. Tempo. Retrieved from https://tekno.tempo.co/read/1550227/simak-ini-perbedaan-internet-Starlink-dengan-internet-fiber 

[8] Wahyudi, R. (2021, May 9). Internet Satelit Perlu jadi infrastruktur Utama di Indonesia. Kompas. Retrieved from https://tekno.kompas.com/read/2021/05/09/12030077/internet-satelit-perlu-jadi-infrastruktur-utama-di-indonesia 

internet sateliltstarlinkinfrastruktur internet Indonesiapemerataan akses internet

Bagikan artikel ini:

← Kembali ke semua artikel

Artikel Terbaru