Teknologi | AR/VR

Membaca Potensi AR dan VR dalam Perencanaan Kota

Nabil Fiady / Bolbi 19 Okt 2022. 4 min.

Potensi AR dan VR dalam Perencanaan Kota

Beberapa tahun terakhir, teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) tidak hanya digunakan di industri gim atau hiburan, namun juga di industri perencanaan kota. Fungsi AR di industri perencanaan kota memungkinkan dilakukannya superimposisi konten digital ke lingkungan yang nyata. Sedangkan, keberadaan VR di industri perencanaan kota dapat membantu pengguna memvisualisasikan hasil proyek dan potensi kesalahan melalui sebuah desain. Selain bermanfaat untuk memodernisasi pengembangan lanskap perkotaan, penggunaan AR dan VR juga bisa menjadi pijakan dalam perencanaan kebijakan, peningkatan rencana fisik, perancangan ulang tata kota, hingga kegiatan apa pun untuk meningkatkan status lingkungan, sosial, serta ekonomi masyarakat.[1]

Teknologi realitas yang diperluas dalam perencanaan kota telah membawa perubahan signifikan di berbagai wilayah. Misalnya di Andorra, negara kecil di Eropa ini mengimplementasikan proyek yang memungkinkan warganya menggunakan aplikasi seluler AR untuk meninjau hingga mengolah model 3D kota di rumah masing-masing. Kemudian di Canberra, ibu kota Australia, mengembangkan demonstrasi sistem kereta api ringan menggunakan teknologi VR untuk memberikan perspektif proyek yang berbeda.[2] Upaya dari beberapa negara tersebut menandakan bahwa AR dapat memproyeksikan dan menambah informasi secara langsung untuk mengoptimalkan proses pekerjaan, sementara VR mampu menyediakan dunia virtual yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Oleh karena itu, AR maupun VR dapat menjadi aset krusial dalam memajukan perencanaan dan desain arsitektur perkotaan. 

Kehadiran AR dan VR memungkinkan masyarakat berperan aktif dalam proses perencanaan kota, sehingga terciptalah komunitas dan ruang holistik yang partisipatif bagi masyarakat.

Implementasi AR dan VR dalam Perencanaan Kota

Pemaparan sebelumnya memberikan gambaran bahwa AR dapat memberikan realitas informasi yang dapat dilihat di layar komputer atau perangkat seluler melalui penggunaan aplikasi dan kamera untuk merekam lingkungan sekitar. Sedangkan VR memungkinkan pengguna untuk mengenal lingkungan virtual yang dikemas secara berbeda dari lingkungan yang riil. Oleh karena itu, terdapat beberapa manfaat yang diberikan oleh AR dan VR dalam perencanaan wilayah perkotaan, yaitu memvisualisasikan big data yang bermanfaat untuk melihat potensi perubahan tata kota atau wilayah, memahami dampak bangunan baru pada arus lalu lintas, mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam proyek pembangunan perkotaan, merehabilitasi bangunan dan monumen bersejarah, serta mengubah kota menjadi kota cerdas.[3]

Di sisi lain, salah satu poin penting penggunaan AR dan VR adalah terdapatnya berbagai realitas untuk pembangunan kota. Dengan memilih teknologi yang sesuai dengan situasi atau kondisi tertentu, para arsitek, perencana kota, atau desainer pencahayaan, dapat menggunakan AR atau VR untuk membuat proyek pembangunan terlihat lebih mudah dipahami oleh orang lain, sehingga mendorong warga untuk berperan aktif dalam membangun kota.[4] Hadirnya AR dan VR mampu menawarkan pandangan yang lebih realistis dari proyek pembangunan sekaligus proses adaptasinya di lingkungan yang ada. Oleh karena itu, keterlibatan dan umpan balik dari masyarakat dapat menjadi bagian integral dari proses perencanaan pembangunan perkotaan, serta menciptakan ikatan sosial masyarakat yang mendalam, partisipatif, dan demokratis.

Saat ini, AR dan VR merupakan teknologi alternatif dalam tata kota, mulai dari proses perencanaan, perancangan, pembangunan, hingga pengembangan. Perpindahan lanskap perkotaan ke dunia digital semakin memudahkan proses pekerjaan. Oleh karena itu, para pemangku kepentingan tidak perlu lagi membuat miniatur rancangan proyek, dikarenakan dapat secara langsung memanfaatkan AR dan VR untuk memberikan realitas pembangunan kota sesuai dengan situasi dan kondisi yang relevan. Di sisi lain, kehadiran AR dan VR memungkinkan masyarakat berperan aktif dalam proses perencanaan kota, sehingga terciptalah komunitas dan ruang holistik yang partisipatif bagi masyarakat. Maka dari itu, masih banyak potensi besar dari AR dan VR yang ditunggu kebermanfaatannya, salah satunya mewujudkan visi smart city yang dilakukan oleh para pemangku kepentingan di berbagai negara.

Referensi

[1] Bouargane, A. (2020, February 11). The role of VR & AR in urban development and planning. BBN Times. Retrieved from https://www.bbntimes.com/companies/the-role-of-vr-ar-in-urban-development-and-planning

[2] Kumar, V. (2020, February 12). How AR, VR and mixed reality are redefining urban development and training. Industry Wired. Retrieved from https://industrywired.com/how-ar-vr-and-mixed-reality-are-redefining-urban-development-and-planning/

[3] ARPOST. (2019, January 10). The role of AR and VR in urban planning. Arpost. Retrieved form https://arpost.co/2019/01/10/role-ar-vr-urban-planning/

[4] NN. (2019, December 4). Virtual, augmented and mixed reality as participatory urban planning tools. Cariboni Group. Retrieved from https://www.caribonigroup.com/en/news/virtual-augmented-and-mixed-reality-as-participatory-urban-planning-tools

ARVRPerencanaan KotaPembangunan Kota

Bagikan artikel ini:

← Kembali ke semua artikel

Artikel Terbaru