Potensi AR dan VR dalam Perencanaan Kota
Beberapa tahun terakhir, teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) tidak hanya digunakan di industri gim atau hiburan, namun juga di industri perencanaan kota. Fungsi AR di industri perencanaan kota memungkinkan dilakukannya superimposisi konten digital ke lingkungan yang nyata. Sedangkan, keberadaan VR di industri perencanaan kota dapat membantu pengguna memvisualisasikan hasil proyek dan potensi kesalahan melalui sebuah desain. Selain bermanfaat untuk memodernisasi pengembangan lanskap perkotaan, penggunaan AR dan VR juga bisa menjadi pijakan dalam perencanaan kebijakan, peningkatan rencana fisik, perancangan ulang tata kota, hingga kegiatan apa pun untuk meningkatkan status lingkungan, sosial, serta ekonomi masyarakat.[1]
Teknologi realitas yang diperluas dalam perencanaan kota telah membawa perubahan signifikan di berbagai wilayah. Misalnya di Andorra, negara kecil di Eropa ini mengimplementasikan proyek yang memungkinkan warganya menggunakan aplikasi seluler AR untuk meninjau hingga mengolah model 3D kota di rumah masing-masing. Kemudian di Canberra, ibu kota Australia, mengembangkan demonstrasi sistem kereta api ringan menggunakan teknologi VR untuk memberikan perspektif proyek yang berbeda.[2] Upaya dari beberapa negara tersebut menandakan bahwa AR dapat memproyeksikan dan menambah informasi secara langsung untuk mengoptimalkan proses pekerjaan, sementara VR mampu menyediakan dunia virtual yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Oleh karena itu, AR maupun VR dapat menjadi aset krusial dalam memajukan perencanaan dan desain arsitektur perkotaan.