Teknologi | AR/VR

Apakah Virtual Reality Bisa Menjadi Masa Depan Pendidikan?

Fathin Difa / Amelinda Pandu 13 Okt 2022. 4 min.

Penggabungan dunia virtual dan dunia nyata secara bersamaan mungkin dilakukan dengan menggunakan teknologi virtual reality (VR). Penggunaan teknologi ini begitu cepat dan masif di berbagai bidang. Salah satu bidang yang akan sangat terbantu dengan adanya VR adalah pendidikan. Dengan adanya penerapan teknologi virtual reality di dunia pendidikan, hal ini akan menciptakan inovasi dalam belajar. 

Memperkaya Pengalaman Belajar dengan VR

Pendekatan belajar dengan praktik langsung sebagai pengalaman pembelajaran, tentu sudah terjadi sejak lama. Pendekatan tersebut dilakukan karena pengetahuan dapat diperoleh dari buku, namun pengalaman tidak. Mempelajari dasar-dasar adalah satu hal, menerapkannya pada situasi teoretis adalah hal lain. Apalagi menerapkannya pada situasi kehidupan nyata pasti akan menemukan permasalahan yang lebih sulit.

Teknologi virtual reality (VR) memungkinkan siswa untuk berhubungan dengan representasi realitas yang lebih dinamis daripada studi kasus tradisional. Pembelajaran yang mengacu pada situasi atau peristiwa tertentu dapat meningkatkan pengajaran dengan mengharuskan siswa memecahkan masalah di dalamnya. Konsekuensi dari setiap tindakan dapat diuji dan dicoba sendiri oleh siswa.

Faktor penting lainnya mendukung pengalaman siswa adalah dalam menggunakan teknologi VR resiko karena kesalahan dalam belajar menjadi kecil karena konsekuensi negatif dan positif hanya terjadi di realitas virtual. Akibatnya, siswa dapat mencoba dan menguji strategi baru dalam lingkungan bebas risiko.

Gamifikasi dalam Pendidikan

Siswa selama ini telah tumbuh dengan ‘permainan video’ di mana tugas, ujian, dan kompetisi lainnya mendapat umpan balik langsung oleh aturan. Aturan tersebut dilengkapi dengan penghargaan, peringkat, dan interaksi dengan siswa lain. Ketika mereka masih anak-anak, mereka mungkin memiliki kesan bahwa sekolah jauh lebih membosankan daripada bermain dengan teman-teman mereka. Gamifikasi adalah cara terbaik untuk menarik dan mempertahankan perhatian siswa di kelas nyata atau virtual.

Teknologi VR menawarkan berbagai peluang lebih untuk memotivasi dan melibatkan siswa, terutama untuk membantu mereka menjadi pelajar yang aktif. Gamifikasi juga menjadi tantangan bagi pengajar karena harus mengetahui siswa dalam keterampilan mereka dan tujuan pembelajaran gamifikasi. Oleh karena itu konten tetap harus menjadi dasar yang penting disamping teknologi yang menjadi cara baru untuk menyampaikannya.

Teknologi virtual reality (VR) memungkinkan siswa untuk berhubungan dengan representasi realitas yang lebih dinamis daripada studi kasus tradisional. Selain itu, VR juga juga memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan mereka sendiri sehingga merasakan gaya belajar yang cocok bahkan ketika berada dalam ukuram kelas berjumlah besar.

Personalisasi Proses Belajar

Personalisasi tradisional seringkali terbatas pada basis kelompok saja. Bagaimana guru dapat menyesuaikan kemampuan siswa untuk setiap individu ketika ada jumlah yang banyak di setiap kelas? Teknologi VR dapat memungkinkan jenis personalisasi ini dan dapat mengatur skala ukuran kelas. 

Selain itu, proses pembelajaran setiap siswa dapat diukur sehingga memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan mereka sendiri. Pelacakan kinerja semacam ini dapat memungkinkan pengajar untuk mengadaptasi teknik pengajaran dan kecepatan belajar dengan cepat. Personalisasi dapat digunakan untuk mencocokkan metode pengajaran dengan gaya belajar masing-masing siswa bahkan ketika ukuran kelas berjumlah besar.

Tantangan VR dalam Pendidikan

Pada tahun 2021, The Media Academy di Dubai meresmikan kampus virtual pertama di dunia.[1] Kampus virtual ini merupakan kampus yang menerapkan dan mengembangkan metode belajar masa depan dengan menggunakan virtual reality dalam proses pembelajarannya. Dengan metode ini, siswa diharapkan dapat lebih aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran secara virtual. Contohnya, seperti berinteraksi dengan objek yang diteliti secara 3D sehingga siswa dapat memberikan solusi secara langsung dan cepat.

Adanya kampus virtual tersebut menunjukkan bahwa adopsi teknologi VR di dunia pendidikan untuk memberikan pengalaman belajar yang imersif adalah mungkin untuk dilakukan. Lantas, tantangan apa yang menghadang adopsi teknologi VR yang lebih masif di dalam bidang pendidikan?

Tantangan pertama adalah berkaitan dengan VR yang dapat secara signifikan mengurangi interaksi antar individu, khususnya antar siswa. Berinteraksi dengan manusia lain jauh lebih memperkaya daripada berinteraksi dengan avatar. Demikian juga, interaksi dengan layar tidak akan pernah menggantikan interaksi nyata secara permanen. Interaksi siswa ke pengajar harus dipertahankan dengan segala cara. Keseimbangan harus ditemukan antara konten yang disampaikan teknologi dan pengajaran di kelas reguler.

Keterbatasan berikutnya adalah terkait dengan biaya sumber daya ini. Sekolah membutuhkan infrastruktur teknologi dan internet yang mendukung penggunaan alat ini secara simultan. Biaya berinvestasi dalam teknologi VR (meskipun biaya turun dengan cepat) juga cukup dapat memberatkan pihak sekolah maupun kampus.

Secara umum, teknologi VR ini dapat memberikan manfaat yang signifikan dalam pembelajaran. Pengalaman belajar menjadi lebih variatif dan inovatif. Proses belajar juga dapat menjadi lebih mengasyikkan dengan metode gamifikasi yang memungkinkan dengan VR. Selain itu, dengan VR, pembelajaran juga dapat menyesuaikan dengan tiap kemampuan siswa. Walaupun teknologi ini juga perlu diimbangi dengan tanpa menghilangkan interaksi secara nyata.

Referensi

[1] Mime News.(2021). Middle East’s first virtual campus launched by The Media Academy in Dubai. https://www.mime.news/posts/middle-easts-first-virtual-campus-has-been-launched-by-the-media-academy-in-dubai

VRKampur Virtual

Bagikan artikel ini:

← Kembali ke semua artikel

Artikel Terbaru