Group of Twenty (G20) merupakan forum multilateral yang menghubungkan negara-negara maju dan berkembang dengan representasi lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia, dalam rangka mewujudkan pertumbuhan ekonomi global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.[1] Berdasarkan Riyadh Summit 2020, Indonesia terpilih menjadi pemegang Presidensi G20 tahun 2022 dan mengangkat tema Recover Together Recover Stronger.
Di bawah orkestrasi Indonesia, Presidensi G20 tahun 2022 hadir dengan tiga isu prioritas, yaitu Arsitektur Kesehatan Global, Transformasi Digital dan Ekonomi, serta Transisi Energi Berkelanjutan. Dirumuskannya Transformasi Digital sebagai salah satu isu prioritas tak bisa dilepaskan dari potensi ekonomi digital bagi percepatan pemulihan ekonomi. Keterlibatan Indonesia sebagai pimpinan Presidensi G20 mendorong terbukanya berbagai peluang baru bagi akselerasi transformasi digital guna mengoptimalisasi potensi ekonomi digital dalam negeri.
Transformasi Digital dalam Presidensi G20 Indonesia
Terdapat empat pilar yang menjadi fokus pembahasan, yaitu Digital Infrastructure, Digital Economy, Digital Governance, dan Digital Society, yang termanifestasi menjadi sejumlah tema bahasan dalam rangkaian agenda Presidensi G20. Salah satunya melalui Digital Economy Working Group (DEWG) sebagai kelompok kerja yang diberi mandat untuk memajukan pembahasan ekonomi digital lintas sektor dan mewujudkan ekosistem digital yang inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan.[2]
DEWG G20 fokus membahas tiga isu prioritas, yaitu konektivitas digital dan pemulihan pasca pandemi COVID-19, literasi digital dan keterampilan digital, serta arus data lintas batas negara. Selain itu, DEWG G20 berkolaborasi dengan Industry Task Force (ITF) yang terdiri dari 40 perusahaan platform digital di Indonesia, seperti Bukalapak dan GoTo.
Kolaborasi tersebut ditujukan untuk menampilkan lanskap transformasi digital Indonesia dari berbagai sektor, yaitu digital infrastructure, digital governance, digital economy, dan digital society, yang dapat ditemui pada pameran ITF-DEWG sebagai rangkaian pertemuan 4th DEWG Meeting G20.[3] Pameran tersebut memfasilitasi delegasi negara anggota G20 dan ITF-DEWG untuk berinteraksi, membangun jejaring, dan membuka peluang menjalin kemitraan antar stakeholder.
Upaya digitalisasi sektor-sektor krusial juga dibahas dalam forum-forum G20 lainnya. Agriculture Working Group (AWG) membahas digital agri-preneurial, EMPOWER G20 mendiskusikan strategi membangun ketahanan digital dan keterampilan masa depan bagi perempuan, sedangkan Education Working Group (EdWG) mengusung isu Digital Technology in Education.
Sejumlah engagement group turut membahas isu transformasi digital, seperti B20 yang fokus mendiskusikan Digital for Economic Health and National Resiliency, Digital Infrastructure and Platforms, Digital Entrepreneurship, dan Ensuring Safety in Digital Spaces,[4] sementara Y20 merumuskan transformasi digital sebagai isu prioritas dalam rekomendasi hasil KTT Y20.[5]
Pembahasan isu transformasi digital dalam berbagai forum semakin menunjukkan komitmen dan menggarisbawahi kesadaran para aktor utama dalam mewujudkan digitalisasi di sektor-sektor krusial.