Di tengah masifnya mata uang kripto, NFT, dan instrumen investasi berisiko tinggi  lainnya, investasi emas masih menjadi pilihan terbaik bagi segmen investor pemula dan investor konservatif. Emas merupakan instrumen investasi yang  aman karena nilai asetnya yang stabil, dan mampu menyelamatkan nilai aset dari inflasi. 

Hasil survei Jakpat pada tahun 2021 menunjukkan sebanyak 46% responden di Indonesia memiliki instrumen investasi emas, tertinggi dibandingkan jenis investasi lainnya, antara lain reksadana (32%) dan deposito bank (30%).[1] Emas memiliki nilai aset yang stabil terhadap inflasi, likuid, cocok untuk investasi jangka panjang.  Instrumen ini cocok bagi masyarakat Indonesia yang sekarang berada dalam fase membludaknya investor pemula, di mana terdapat 12,13% kenaikan investor baru quarter–on-quarter (qtq) atau hampir satu juta orang hanya dalam empat bulan, pada April 2022.[2] 

Seiring dengan perkembangan teknologi keuangan, industri komoditas emas juga menawarkan berbagai kemudahan berinvestasi menggunakan emas, dengan fitur tabungan, gadai, jual-beli, dan administrasi yang 100% dilakukan di balik layar ponsel pintar. Hal ini menjadi awal mula terbentuknya klaster fintech online gold depository yang sampai semester I-2021 masih memiliki satu pemain dari sektor swasta yang terdaftar di OJK, yaitu Indogold.[3]

Online gold depository merupakan platform yang menawarkan jasa penitipan emas berbentuk digital yang dapat diakses dimanapun dan kapanpun. Perusahaan lain kebanyakan bergerak di bidang penjualan emas fisik dengan operasi offline, dan bergerak secara regional. Potensi yang besar dalam aspek karakteristik dan profil risiko yang sesuai dengan pasar, tentu harus diimbangi dengan aspek kemudahan dan keterjangkauan pada segmen yang dituju. 

Jika kita membicarakan tentang pemain online gold depository,  pasti tidak lepas dari nama PT Pegadaian yang memperkenalkan tabungan emas pertama di Indonesia. Sejak perusahaan berdiri, emas menjadi barang jaminan gadai favorit masyarakat, dibuktikan dengan saat ini lebih dari 95%barang yang digadaikan berupa emas baik perhiasan maupun emas batangan.

Oleh karena itu Pegadaian terus mengembangkan bisnisnya yang berkaitan dengan emas. Pada tahun 2000-an, Pegadaian menggandeng World Gold Council (WGC) untuk mengeluarkan produk emas Ongkos Naik Haji (ONH) Pegadaian. Produk ini dibuat untuk membantu masyarakat pergi haji ke tanah suci. Sempat terhenti pada tahun 2004, Pegadaian kembali mengembangkan strategi bisnis baru melalui unit usaha syariah di tahun 2008, dengan mengeluarkan produk cicil emas yang berasal dari MULIA (Murabahah Logam Mulia Investasi Abadi). 

Memenuhi permintaan masyarakat  yang ingin memiliki emas dengan cara mudah, Pegadaian terus melakukan berbagai kajian dalam rangka pengembangan produk. Akhirnya produk Tabungan Emas yang memberikan solusi dengan model beli dan titip emas yang dapat diakses oleh masyarakat dengan pembelian minimal 0,01 gram. Produk tabungan emas secara resmi diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo dan diresmikan oleh Menteri BUMN Rini Sumarno dan Direktur Utama Pegadaian Riswinandi pada 5 Juli 2015.[4]

Saat ini Pegadaian menyediakan fitur jual beli emas, tabungan emas, dan gadai emas, sebagai diversifikasi dari produk utamanya, yaitu jasa gadai. Tercatat laba bersih Pegadaian dari Rp 1,30 triliun pada semester I/2021 menjadi Rp 1,77 triliun pada semester I/2022 meningkat 36,15%. pertumbuhan kinerja perusahaan yang semakin baik, didukung oleh peningkatan jumlah nasabah Pegadaian sebesar 11,11% dari 18 juta orang pada Juni 2021 menjadi 20 juta orang pada Juni 2022.[5]

Walaupun Pegadaian masih mendominasi sektor jasa ini, Indogold sebagai satu-satunya perusahaan swasta online gold depository yang terdaftar di OJK juga mempunyai beberapa strategi untuk menggaet pasar. Indogold berdiri sejak 2009 dengan nama AntamGold, kemudian berganti nama pada 2017 dan memperkenalkan produk digitalnya yang bisa diakses melalui aplikasi.[6]

Indogold memfokuskan diri ke produk emas batangan dan tabungan emas digital dan fisik. Mereka memperkenalkan diri sebagai brand dengan pionir platform jual beli emas. Sejak tahun 2018, IndoGold telah memperkuat kolaborasinya dengan sejumlah layanan fintech lain, khususnya platform pembayaran untuk mempermudah transaksi jual-beli emas bagi konsumen. 

Pemain lainnya dalam industri ini adalah Sakumas.com yang telah mengepakkan sayap sebagai pedagang fisik emas digital, memberikan solusi kepada para konsumen yang tidak mempunyai aksesibilitas atau literasi ke mekanisme digital. Selain itu, Sakumas.com juga memberikan fasilitas penyimpanan emas pada brankas penyimpanan dan pencatatan yang dilakukan secara digital untuk menambah nilai keamanan untuk konsumen.[7]