Pemerintahan | Inisiatif dan Pembangunan

Mewujudkan Inklusi dalam Transformasi Digital: Memfasilitasi Proses Belajar Kelompok Difabel dengan EdTech

Arya Malik / Amelinda Pandu 10 Mei 2022. 4 min.

Laporan Australia-Indonesia Disability Research and Advocacy Network (2021) [1], menunjukkan bahwa mahasiswa difabel di Indonesia memiliki akses pendidikan yang kurang memadai di era transformasi digital dan pandemi. Salah satunya karena institusi pendidikan belum sepenuhnya siap menyediakan teknologi yang dapat diakses kelompok difabel, untuk mengikuti blended learning atau remote learning. Hal ini menjadi ironi dalam kemajuan teknologi yang ternyata belum dapat diakses seluruh lapisan masyarakat. 

EdTech dan Penerapannya bagi Difabel

Ketimpangan akses pendidikan bagi kelompok difabel juga masih ditemukan di Indonesia. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2018 mengindikasikan bahwa, di Indonesia, hampir 3 dari 10 anak dengan disabilitas tidak pernah mengenyam pendidikan.[2]

Dalam Statistik Pendidikan 2018, persentase penduduk usia 5 tahun ke atas penyandang disabilitas yang masih sekolah hanya 5,48 persen, penyandang disabilitas yang belum atau tidak pernah bersekolah sama sekali mencapai 23,91 persen, sementara penyandang disabilitas yang tidak bersekolah lagi sebesar 70,62 persen.[3] Kondisi ini seharusnya dapat diminimalisir dengan pendidikan yang inklusif, seperti melalui kombinasi teknologi-pendidikan atau EdTech.[4] 

EdTech memanfaatkan media digital dengan integrasi fitur teknologi bantu (assistive technology) pada perangkat smartphone dan tablet. Seperti materi pelajaran dengan teks dan audio bagi difabel tuli dan netra, aplikasi speech-to-text untuk berkomunikasi, atau interactive-story books untuk mengakses konten pembelajaran. Edtech memudahkan siswa difabel berkomunikasi, mengakses kurikulum sekolah, atau meningkatkan kesempatan pengembangan diri.[5] 

Keberhasilan Bangladesh mempersempit kesenjangan dapat menjadi contoh menarik, melalui inisiatif DAISY-(Digital Information System) dan ARM (Accessible Reading Materials), yang mengubah semua buku teks menjadi format multimedia dan dapat diubah menjadi buku teks-audio serta Braille yang mudah diakses.[6]

Di Brasil juga terdapat aplikasi seluler HandTalk bagi tunarungu yang menerjemahkan suara dan teks secara otomatis dari bahasa Portugis ke LIBRAS (bahasa isyarat Brasil), aplikasi ini juga memuat kamus LIBRAS untuk kosakata akademik yang berhasil membantu siswa tunarungu selama proses sekolah.[7]

Terdapat pula eKitabu di Kenya, yang mendistribusikan konten digital melalui Orbit reader dan berhasil membantu pelajar tunanetra membaca, serta Studio KSL (Bahasa Isyarat Kenya) yang berhasil membantu komunitas tunarungu mengakses video instruksional bahasa isyarat dan buku cerita visual.[8]

Kehadiran platform EdTech dari sektor privat berpotensi yang kuat menciptakan pendidikan yang dapat diakses oleh siswa difabel. Namun, tetap diperlukan keterlibatan pemerintah untuk memastikan ekosistem yang mendukung pendidikan inklusif, baik melalui regulasi dan kebijakan, maupun dukungan pendanaan.

Meningkatkan Inklusivitas Pendidikan

EdTech di Indonesia sudah mengalami perkembangan yang baik, seperti platform EdTech yang dikembangkan oleh sektor privat, seperti LexiPal [9], platform belajar membaca untuk anak disleksia, atau CLON [10], aplikasi e-learning yang dikhususkan bagi difabel ASD, termasuk Tunalaras dan Tunagrahita. Hal ini menjadi peluang positif yang dapat dimanfaatkan untuk menjembatani kesenjangan pendidikan yang dihadapi oleh kelompok difabel.

Namun, terdapat tantangan lain dalam tren perkembangan ini, di mana keberadaan EdTech yang konsen dengan difabel masih terbilang sedikit. Dalam Survey yang dilakukan Kemdikbud dan UNICEF menunjukkan bahwa 73% anak difabel mengalami kesulitan belajar dari rumah.[11] Hal ini dapat menjadi kesenjangan mengingat tren belajar dari rumah masif dilakukan akibat pandemi. 

Senyatanya perlu keterlibatan dari berbagai pihak, untuk mendorong pencapaian inklusi pendidikan. Kehadiran platform EdTech dari sektor privat berpotensi yang kuat menciptakan pendidikan yang dapat diakses oleh siswa difabel. Namun, tetap diperlukan keterlibatan pemerintah untuk memastikan ekosistem yang mendukung pendidikan inklusif, baik melalui regulasi dan kebijakan, maupun dukungan pendanaan.

Pemerintah dapat melakukan intervensi yang memprioritaskan siswa difabel untuk mendapat akses Edtech dan teknologi bantu yang sesuai, melalui beberapa hal seperti: (1) melibatkan komunitas difabel dalam mengidentifikasi kebutuhan khusus siswa difabel; (2) memikirkan bagaimana opsi teknologi dapat terintegrasi di semua fitur sistem pendidikan; dan (3) menentukan kesesuaian pilihan teknologi berdasarkan kebutuhan anak, kapasitas sistem, dan nilai untuk uang.[12]

Pemerintah juga dapat memanfaatkan potensi perkembangan EdTech di Indonesia dengan berkolaborasi bersama pengembang EdTech. Misalnya, dengan memberi insentif kebijakan bagi pengembang EdTech yang memfasilitasi kelompok difabel seperti platform yang terintegrasi dengan teknologi bantu, penyediaan akses internet, atau pelatihan bagi pendamping difabel. Dengan melibatkan banyak pihak untuk lebih peduli dengan pendidikan difabel, pemerintah dapat menciptakan ekosistem yang menyediakan inklusivitas akses pendidikan dan sekaligus membangun pemberdayaan bagi kelompok difabel.

Referensi

[1]  AIDRAN. (2021). Perguruan Tinggi dan Praktik Akomodasi Layak bagi Mahasiswa Penyandang Disabilitas di Indonesia di Masa Pandemi Covid-19. https://aidran.org/wp-content/uploads/2021/08/perguruan-tinggi-dan-praktik-akomodasi-layak-bagi-mahasiswa-penyandang-disabilitas-di-indonesia-di-masa-pandemi-covid-19.pdf 

[2] UNICEF. (2020). Makalah global baru dari UNICEF soroti ketimpangan besar pada sebaran dana pendidikan di seluruh dunia. https://www.unicef.org/indonesia/id/press-releases/makalah-global-baru-dari-unicef-soroti-ketimpangan-besar-pada-sebaran-dana 

[3] Nurita, Dewi. (2021). Penyandang Disabilitas Masih Kesulitan Akses Pendidikan Inklusif. Tempo. https://nasional.tempo.co/read/1534837/penyandang-disabilitas-masih-kesulitan-akses-pendidikan-inklusif 

[4] Builtin. (2022). Education Technology: What Is Edtech? A Guide. https://builtin.com/edtech 

[5] Rafi, Talal. (2021). Technology promotes inclusion for the world’s largest minority group: people with disabilities. LSE.  https://blogs.lse.ac.uk/businessreview/2021/08/09/technology-promotes-inclusion-for-the-worlds-largest-minority-group-people-with-disabilities/ 

[6] UNESCO. (2021). COVID 19, technology-based education and disability: the case of Bangladesh, emerging practices in inclusive digital learning for students with disabilities. https://unesdoc.unesco.org/ark:/48223/pf0000377665 

[7] Banes, D., Hayes, A., Kurz, C., Kushalnagar, R. (2020). Using ICT To Implement Universal Design For Learning (UDL). Global Reading Network, USAID. https://www.globalreadingnetwork.net/resources/using-information-communications-technologies-implement-universal-design-learning 

[8] Chebib, Kinda. (2020). Education For All in the Time of COVID-19: How EdTech can be Part of the Solution. GSM Association. https://www.gsma.com/mobilefordevelopment/wp-content/uploads/2020/09/EdTech-Final-WEB.pdf 

[9] LexiPal. (2022). Tentang LexiPal. http://lexipalindonesia.com/about.php 

[10] ITS Media Center. (2020). Mahasiswa ITS Ciptakan Aplikasi CLON bagi Penyandang Difabel di Tengah Pandemi. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. https://www.its.ac.id/news/2020/07/09/mahasiswa-its-ciptakan-aplikasi-clon-bagi-penyandang-difabel-di-tengah-pandemi/ 

[11] UNICEF. (2021). Situational Analysis on Digital Learning Landscape in Indonesia. https://www.unicef.org/indonesia/media/9956/file/Situation%20Analysis%20on%20Digital%20Learning%20in%20Indonesia.pdf 

[12] Coflan, C. Moss. & Kaye, Tom. (2020). Using Education Technology to support students with Special Educational Needs and Disabilities in low- and middle-income countries. (EdTech Hub Helpdesk Response No. 4) DOI: 10.5281/zenodo.3744581. https://docs.edtechhub.org/lib/2WY8H4WW/download/SC97PS7W/Coflan_Kaye_2020

Inklusi Transformasi DigitalTransformasi DigitalDifabel

Bagikan artikel ini:

← Kembali ke semua artikel

Artikel Terbaru